Terlalu sering bagi kita dibuat pusing kala melihat Tim Nasional Indonesia cabang sepakbola berlaga. Dari tahun ke tahun, entah siapa yang salah, Indonesia selalu sulit mencapai prestasi yang menjanjikan.
Tak harus sampai prestasi, menyajikan permainan yang apik sekalipun terlampau sulit. Hingga pada akhirnya, di tahun 2020, hadir mantan pelatih Tim Nasional Korea Selatan yang baru saja menumbangkan raksasa Jerman di Piala Dunia 2018, yaitu Shin Tae Yong.
Kehadirannya sempat diragukan dan seolah tertutupi dengan keinginan yang berlawanan dari para pecinta sepakbola Indonesia mengenai kepala pelatih yang menukangi Tim Nasional Indonesia.
Kita semua tahu, kehadiran Luis Milla sebelumnya sempat menyihir permainan Tim Nasional Indonesia ke arah yang lebih menjanjikan.
Para pecinta sepakbola berharap PSSI selaku federasi kembali menunjuk pelatih asal Spanyol tersebut agar bisa meningkatkan permainan Timnas Garuda.
Seiring berjalannya waktu, laga demi laga dilewati, Tim Nasional Indonesia asuhan Shin Tae Yong ini cukup memperlihatkan peningkatan yang signifikan.
Dari sisi permainan yang lalu berlanjut ke pemerolehan kemenangan secara konsisten.
Bahkan, pelatih kelahiran Provinsi Gyeongsang itu ditunjuk untuk mengepalai beberapa kelompok umur di tim nasional Indonesia. Mulai dari u20, u23, hingga senior.
Bersama tim nasional Indonesia u20 dan u23, Shin Tae Yong mencatatkan 13 kemenangan, 6 seri, dan 9 kali kalah.
Sementara bersama tim nasional Senior, Shin Tae Yong membukukan 13 kemenangan, 5 seri, dan 7 kali kekalahan.
Sebetulnya, hasil tidak begitu menjadi hal penting yang harus diperhatikan, namun disini perlu kita tekankan bahwa hasil baik tersebut hasil dari peningkatan signifikan dari permainan timnas Garuda di satu laga ke laga yang lainnya.
Bagaimana kita mendengar Shin Tae Yong dengan ofisial lainnya menggembleng pemain timnas dengan porsi latihan berlebih dan aturan ketat yang mendisiplinkan.
Meski biasa tak terlalu menjadi hal yang penting dan selalu diperhatikan, pada akhirnya treatment tersebutlah yang membawa timnas Indonesia ada pada kondisi saat ini.
Porsi latihan berlebih membawa para pemain timnas ke level yang lebih tinggi dalam masalah stamina.
Dengan stamina yang mumpuni, konsep bermain Shin Tae Yong yang mengandalkan high pressing bisa terlaksana dengan baik.
Masalah kedisiplinan juga membuat para pemain memiliki attitude yang baik.
Masalah Kontrak
Yang saat ini menjadi perbincangan adalah masa bakti Shin Tae Yong yang hampir tidak ada pembahasan apapun dari pihak federasi.
PSSI dianggap tidak terlalu memandang penting untuk segera memperpanjang Shin Tae Yong yang per 31 Desember 2023 kontraknya habis dengan timnas Garuda.
Hal ini tentu membuat para pecinta sepakbola Indonesia agak was-was. Mereka tidak ingin kejadian Luis Milla kembali terulang, dan tim nasional Indonesia harus membangun fondasi nya dari awal.
Asumsi-asumsi menjadi bermunculan dengan ketiadaan pembahasan tersebut. Banyak anggapan PSSI sedang mempertimbangkan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan banyak pecinta sepakbola Indonesia.
PSSI dengan Shin Tae Yong sendiri sempat memiliki konflik kecil diantara keduanya sebab Coach Shin sering memberi komentar pedas terkait kinerja federasi.
Yang mana komentar tersebut dianggap oleh federasi bahwa seharusnya dapat diselesaikan secara internal.
Ketiadaan pembahasan tersebut diakui langsung oleh Shin Tae Yong. Menurutnya, tidak ada koordinasi masalah perpanjangan masa baktinya.
“Jujur, tidak pernah ada koordinasi masalah perpanjangan kontark sama PSSI, soalnya kontrak saya masih lama. Sampai Desember 2023. Jadi ini bukan tahapnya bicarakan kontrak,” ujar Shin Tae Yong via CNN Indonesia.
Meski masih lama, tentu ini menjadi salah satu hal yang perlu dikawal oleh para supporter tim nasional Indonesia kedepannya, sebab jalan yang dilalui sudah benar dan peningkatan memang telah terlihat secara nyata.
Albert Agung Hosea Sidauruk
Seorang anak yang mencintai sepakbola sebagai kebahagiaan.