Chelsea ditahan imbang 2-2 di Stamford Bridge oleh Tottenham Hotspur pada Minggu (14/8) pukul 22.30 WIB malam.
Laga yang cenderung berjalan panas ini tak hanya berlangsung di lapangan hijau, namun juga di bench pinggir lapangan, Antonio Conte dan Thomas Tuchel memang memanas di laga ini, keduanya sempat bersitegang dua kali di pertengahan dan akhir pertandingan.
Di awal pertandingan, kedua klub saling bertukar serangan. Lewat Heung-Min Son di menit ke-4, Spurs menebar ancaman meski tendangannya masih mampu diblok.
Setelah itu, Chelsea juga menebar ancaman lewat spekulasi Marc Cucurella dan N’Golo Kante, yang kedua peluang tersebut masih belum menemui sasaran.
Akhirnya di menit ke-19, Chelsea berhasil pecah telor. Tendangan pojok yang dilakukan oleh Cucurella tak berhasil dihalau oleh lini pertahanan Tottenham, dan mengarah ke ruang kosong yang telah diisi Kalidou Koulibaly.
Tendangan keras bek asal Senegal ini tak berhasil dihalau oleh Hugo Lloris dan membuat The Blues unggul 1-0.
Kondisi tertinggal membuat Kane dkk bermain lebih agresif dan mengincar serangan direct guna mengeliminasi lini per lini Chelsea secara instan.
Hasilnya tercipta peluang dari Ryan Sessegnon dari sisi kanan pertahanan Chelsea. Nahas, tendangan pemain belia tersebut masih mampu ditepis oleh Edouard Mendy.
Hingga peluit babak pertama ditiup, keunggulan Chelsea masih belum dapat dibalas oleh pasukan Conte.
BACA JUGA: Kalah dari Brentford, Ronaldo Ketahuan Makan Siang Sendirian
Babak kedua dimulai dengan serangan Spurs yang menghasilkan peluang bagi Son untuk melepaskan tendangan ke arah kiri bawah gawang, sayang masih mampu diselamatkan oleh Mendy.
Tak segera mendapatkan gol, Antonio Conte memasukkan Richarlison untuk mengganti Ryan Sessegnon. Hal tersebut dilakukan untuk menambah agresivitas serangan.
Serangan demi serangan terjadi, hingga pada akhirnya di menit ke-68, tendangan mendatar Hojbjerg ke sisi bawah kanan mampu membobol gawang Edouard Mendy.
Setelah gol inilah bentrok antar kedua pelatih terjadi. Conte yang berselebrasi berlebihan dengan memantik emosi Thomas Tuchel atas gol Hojbjerg membuat suasana keduanya panas. Selain itu, Tuchel yang merasa sebelum gol tersebut ada pelanggaran, makin membuatnya panas.
Kondisi panas tersebut tak berhenti disitu, sembilan menit berselang Chelsea mampu membobol gawang Lloris lewat tendangan keras Reece James kearah tengah gawang.
Gol tersebut disambut Tuchel dengan selebrasi yang kembali cukup memancing suasana panas di bench.
Hingga menit-menit akhir pertandingan, tiga poin seakan sudah dekat dengan The Blues. Namun, petaka datang saat tendangan pojok Ivan Perisic berhasil disambut dengan sundulan Harry Kane dan membobol gawang Edouard Mendy.
Skor 2-2 pun bertahan hingga laga berakhir. Disinilah konflik diantara kedua pelatih memuncak, seperti biasa seusai laga, kedua pelatih akan berjabat tangan tanda sportivitas diantara keduanya.
Conte yang menghampiri Tuchel untuk berjabat tangan memantik emosi pelatih Chelsea tersebut. Thomas Tuchel tampak tak senang dengan cara Conte yang berjabat tangan dengan tidak menatap matanya.
Sebagai info, orang Jerman sendiri memang memiliki norma kesopanan tersendiri saat berjabat tangan, yaitu harus dibarengi dengan memperhatikan mata dari lawan bicara.
Hal tersebutlah yang membuat Tuchel merasa bahwa Conte tidak sopan. “Saya kira saat bersalaman Anda harus menatap mata. Tapi dia punya pendapat berbeda” ucap Tuchel dilansir dari Goal.
Selain itu, Thomas Tuchel juga merasa tindakan Conte yang berlebihan dan cenderung provokatif memang membuatnya panas.
“Ini hanya emosi dalam sepakbola. Kami tidak perlu memanas-manasi. Anda memiliki pelatih yang emosional di pinggir lapangan dan hanya itu.” ujar Tuchel via BBC.
Albert Agung Hosea Sidauruk
Seorang anak yang mencintai sepakbola sebagai kebahagiaan.