Isu Sepakbola yang Berkaitan dengan Politik

Isu Sepakbola Yang Berkaitan Dengan Politik

Tentu kita tahu di penghujung akhir tahun 2022 ini lagi ada semarak atau euphorianya pesta sepakbola pada perhelatan Piala dunia 2022 di Qatar pada tanggal 21 November 2022 sampai 18 Desember 2022.

Perhelatan piala dunia telah sukses dan selesai dengan timnas Argentina keluar sebagai juara dunia pada final Argentina vs Prancis pada 18 Desember 2022 pukul 22.00 WIB.

Tentu pada tahun 2023 juga di Indonesia akan mengadakan perhelatan piala dunia U23 yang akan dilaksanakan pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023.

Pada pembahasan topik ini apakah sepakbola ini berkaitan dengan politik, tentu sangat rancu yang dimana sepakbola dan politik merupakan dua panggung yang sangat berbeda.

Bacaan Lainnya

Sehingga FIFA sebagai organisasi sepakbola menegaskan untuk melarang masuk nya dunia politik di sepakbola. Akan tetapi, kita bisa melihat bahwa adanya keterkaitan politik dalam dunia sepakbola.

Adapun keterkaitan nya yaitu seperti FIFA memberi sanksi kepada negara yang berjulukan beruang merah yaitu Rusia akibat terkait invasi Ukraina pada 24 Februari 2022.

Sehingga, menyebabkan timnas Rusia di diskualifikasi dan tidak ikut piala dunia 2022 di Qatar, walaupun sudah mencapai babak play off.

Tentu sangat mengejutkan bagi publik dunia terutama sepakbola sehingga menciptakan pro dan kontra terhadap publik dunia. Pro-nya menyatakan setuju untuk Rusia diberi sanksi dan kontra nya seperti tidak mendapatkan keadilan yang seperti Palestina yang diinvasi oleh Israel.

Bukan hanya itu saja, pada perhelatan piala dunia 2022 di Qatar terdapat isu-isu yang sangat kontroversial yang mana pada ajang piala dunia 2022 tersebut banyak larangan pada piala dunia 2022 ini seperti dilarang minuman beralkohol, dan lain-lainya.

Selain itu, juga ada kontroversial seperti beberapa negara-negara peserta piala dunia seperti Inggris, Wales, Jerman dan Denmark tetap bersikukuh untuk memakai ban kapten pelangi. Yang mana arti ban kapten Pelangi itu untuk mendukung LGBT, sehingga menyebabkan pemerintah Qatar melarang penggunaan ban kapten Pelangi pada piala dunia 2022 seperti yang dilakukan tindakan tutup mulut oleh timnas Jerman pada pertandingan Jerman vs Jepang pada 23 November 2022 pukul 20.00 WIB. Yang mana tindakan tersebut sebagai bentuk protes terhadap FIFA yang dilakukan oleh timnas Jerman.

Selain dari FIFA, di Indonesia juga ada isu-isu politik di dalam sepakbola, terutama yang dilakukan oleh PSSI sebagai organisasi sepakbola Indonesia. Yang mana ada kontroversi seperti venue FIFA matchday Indonesia vs Curacao yang dari awal dilaksanakan di stadion GBLA, Bandung dan stadion JIS, Jakarta diubah menjadi stadion GBLA, Bandung dan stadion Pakansari, Bogor oleh ketua umum PSSI Mochamad Iriawan atau disapa Iwan bule dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI pada kamis 1 September 2022.

Hal ini tentu menjadi isu politik yang dimana stadion JIS dibangun pada masa pemerintahan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta. Yang mana Anies Baswedan tersebut di gadang-gadang maju bakal capres pada pilpres 2024.

Selain itu, juga ada rumor-rumor Iwan bule ikut maju dalam bursa pilkada Jabar. Sehingga tempat venue internasional selalu diadakan di Jawa Barat yang mana kualitas rumput lapangan stadion belum terlihat bagus sama sekali.

Menurut saya, organsisasi sepakbola itu harus konsisten dengan statementnya agar sepakbola dan politik itu merupakan dua panggung yang sangat berbeda. Sehingga tidak menimbulkan gejolak pro dan kontra dari penikmat dan pengamat sepakbola dunia maupun di Indonesia itu sendiri.

Raja Muhammad Fikra Yudha

Penulis: Raja Muhammad Fikra Yudha
Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik STISIPOL RAJA HAJI Tanjungpinang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *