Kekalahan Manchester United melawan Manchester City menjadi pukulan telak bagi anak asuhan Ole Gunnar Solskjaer pada pekan kemarin.
United harus takluk di kandang sendiri dengan skor 0-2 lewat gol dari bunuh diri Eric Bailly dimenit 7′ dan Sontekan Bernardo Silva dimenit 45′.
Kekalahan United ini memang sudah bisa diprediksi oleh khalayak ramai. Banyak kalangan yang pesimistis United bisa berbicara banyak dalam persaingan musim ini.
Sejak Ronaldo dan kolega mengalami kekalahan terburuk musim ini melawan sang rival Liverpool dengan skor 0-5 di Old Trafford, bisa dibilang Manchester United kini pelan-pelan sudah kehilangan tajinya. Jika kita perhatikan dalam beberapa partai yang dijalankan MU, rasarasanya MU kini sulit sekali meraih kemenangan.
Kekalahan demi kekalahan membuat United seolah menjadi oase untuk Chelsea, Liverpool, dan Manchester City untuk
melaju lebih kencang.
Sebuah keuntungan ini patut dinikmati oleh tim lain, bahwa Manchester United yang begitu mudah kehilangan poin akan mengikis persaingan di papan atas klasemen.
Namun meski mengalami hasil jeblok dan kalah beruntun atas rival-rivalnya, tidak ada intensi dari manajemen untuk mendepak Solksjaer dari kursi kepelatihan.
Hal ini membuat fans Manchester United tidak habis pikir mengapa Manajemen United terus mempertahankan Ole Gunnar Solskjaer?
Sudah jelas kencangnya desakan mundur yang dialamatkan pada Solksjaer masih saja membuat manajemen bebal untuk mempercayainya sebagai manajer.
Berikut adalah alasan mengapa Ole harus didepak dari kursi kepelatihan Manchester United:
1. Kekalahan Memalukan dari Liverpool dan Manchester City di Old Trafford
MU tampil mengecewakan saat menjamu Liverpool dan Manchester City di Old Trafford. Bukan sembarang kekalahan yang diderita MU, kekalahan yang didapat dari Liverpool akan menjadi aib besar bagi MU. Kebobolan 5 gol tanpa balas sangat memuakkan bagi pendukung MU.
Usai menang atas Tottenham, MU harus bertanding melawan Manchester City. MU mengalami dominasi permainan oleh Man City dan terus dibombardir oleh pemain lawan, namun berkat David De Gea yang tampil prima yang melakukan sejumlah penyelamatan penting membuat MU hanya kebobolan 2 gol, jika bukan De Gea akan dipastikan kebobolan lebih banyak.
2. Terlalu Bergantung Oleh Skill Pemain
Solksjaer dianggap sering diselamatkan oleh anak asuhnya karena sangat bagusnya skuad yang dimiliki MU yang memiliki skill individu diatas rata-rata.
Buktinya bisa dilihat dalam 2 match MU melawan Spurs dan Atalanta, dimana Ronaldo membawa MU mencetak gol demi gol untuk kemenangan lawan Spurs dan mengimbangi Atalanta usai tertinggal. Walaupun pada pertandingan tersebut MU dicap bermain dibawah kualitas.
3. Kapasitas Melatih Ole Gunnar Solskjaer Yang Dipertanyakan
Musim ini Manchester United menambah amunisi pemain bintang lebih baik daripada musim-musim sebelumnya.
Nama tenar yang berhasil direkrut MU adalah Cristiano Ronaldo, Raphael Varane, Jadon Sancho dan Tom.
Rekrutan musim ini adalah kado terbaik untuk Solksjaer yang diberikan manajemen MU. Ia kini sama sekali tak kekurangan pemain untuk dirotasi untuk disetiap laga.
Skuad MU adalah kelas nomor wahid, Solksjaer punya banyak pilihan apabila ia ingin membuat sebuah racikan tim yang ia suka.
Namun Ole dianggap tidak punya kapasitas melatih tim seperti MU. Ia tidak mampu memaksimalkan pemain anyar Jadon Sancho dalam skema yang ia mainkan.
Begitu juga pemain sekaliber Donny van de Beek yang lebih banyak duduk dibangku cadangan seakan diabaikan peran dan potensinya.
Dua pemain tersebut merupakan pemain muda kreatif yang direkrut dengan harga mahal yang ditujukan dalam membantu Bruno Fernandes dalam mengkreasikan serangan.
Selanjutnya, Solksjaer dituduh terlalu pilih kasih pada pemain. Pemain yang sering tampil buruk di laga sebelumnya terus dimasukkan dalam starting line-up seperti Fred, Mctominay, Maguire dan Luke Shaw.
4. Miskin Taktik
Ada beberapa partai di mana kemampuan taktis Ole Gunnar Solskjaer di bawah sorotan. Manchester United sebagai tim telah melakukannya dengan baik, namun tidak ada pendekatan yang pasti untuk permainan mereka. Taktik Manchester United dituduh tidak jelas dan terlalu abu-abu.
Saat kita melihat tim-tim seperti Liverpool, Manchester City, dan Chelsea mengambil pendekatan khusus untuk permainan mereka, MU tidak memiliki identitas itu. MU tentu tidak dapat disebut sebagai tim dengan pendekatan menyerang karena skema yang dilakukan tidak benar-benar menyerang.
Ole tidak memiliki pendekatan berbeda dalam skenario ketika tim tertinggal atau disebut rencana B. Permainan MU senantiasa menciptakan ruang di sayap serta melakukan umpan silang ke dalam kotak, skema ini sangat mudah diprediksi dan seringkali patah oleh pemain lawan.
Ditulis oleh : Dwi Prastyo
Keren. Semangat nulisnya.