Prancis jadi tim pertama yang lolos ke 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar setelah berhasil meraih dua kemenangan melawan Australia dan Denmark.
Kelolosan ini membuat Prancis berhasil memutus kutukan bagi juara bertahan yang tak pernah lolos dari babak grup pada edisi turnamen selanjutnya setelah negara tersebut juara.
Pada Piala Dunia tahun 2018 di Russia, Prancis berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Kroasia di Final. Setelahnya, di edisi kali ini, Prancis melaju mulus bahkan sejak dua laga awal.
Meski masih menyisakan satu laga melawan Tunisia, apapun hasilnya akan tetap membawa Les Bleus ke babak gugur.
Sebenarnya, Prancis bisa dibilang cukup pincang untuk memulai Piala Dunia ini, setelah dua pemainnya yaitu Karim Benzema dan Christopher Nkunku dibekap cedera sehingga harus menepi.
Bahkan nama terakhir dipastikan absen hingga gelaran Piala Dunia selesai, posisinya pun digantikan oleh striker muda asal Eintracht Frankfurt, yaitu Randal Kolo Muani.
Berbeda dengan Nkunku, posisi Benzema tidak digantikan oleh siapapun. Keputusan tersebut membuat striker asal Real Madrid itu tetap didaftarkan oleh Didier Deschamps.
Bahkan, kabar terakhir menyebutkan bahwa apabila Benzema bisa lebih cepat pulih sebelum Piala Dunia berakhir, akan dapat dimainkan oleh Deschamps karena namanya masih terdaftar.
Tetap Produktif Tanpa Benzema
Meskipun ditinggalkan oleh dua striker tajam tersebut (Benzema dan Nkunku), ternyata tak membuat Prancis kehilangan sumber gol mereka.
Tentu saja nama Kylian Mbappe menjadi andalan dengan 3 golnya sejauh ini, lalu sang striker yang sempat diragukan, Olivier Giroud, menyusul dengan 2 gol serta satu gol sisa dicetak oleh Adrien Rabiot.
Total 6 gol yang dicetak dari 2 laga menggambarkan begitu produktifnya Prancis meski ditinggalkan kedua penyerang tajam tersebut.
Prancis memang berbahaya saat menyerang, melalui kecepatan Mbappe serta positioning Giroud, banyak peluang tercipta.
Anak asuh Deschamps sendiri memang banyak mengandalkan bagaimana para pemain menusuk ke dalam kotak pinalti agar peluang yang tercipta lebih besar.
Terbukti dari total 44 peluang tercipta, sebanyak 35 peluang dicetak di dalam kotak pinalti. Bahkan, 6 gol yang dapat dibukukan Les Bleus tercipta di kotak pinalti.
Ketidakhadiran Paul Pogba memang membuat Prancis kekurangan penendang handal dari luar kotak. Seorang Aurelien Tchouameni yang terlalu belia masih banyak keraguan dalam mengambil kesempatan tersebut.
Ketajaman dan agresivitas para pasukan Deschamps juga terlihat dari 22 total shot per game yang dibukukan. Yang mana rerata shots on target yang tercipta adalah 7 shots.
Apabila menilik ke pos pertahanan yaitu para bek yang dipasang oleh Deschamps, terlihat bahwa kondisinya masih dalam koridor yang aman.
Hanya kebobolan dua gol dan menciptakan 20 tackles per game menggambarkan begitu kuat dan tangguhnya bek Prancis dalam mengawal lini belakang.
Ini tentunya menjadi modal berharga untuk nanti berjuang di babak 16 besar.
Potensi lawan yang akan dihadapi Prancis adalah para calon runner-up Grup C diantaranya dari yang paling mungkin adalah Polandia, Saudi Arabia dan Meksiko.
Albert Agung Hosea Sidauruk
Sepakbola sebagai alat pemersatu.