Piala Dunia 2022 akan segera berlangsung hari ini di Qatar. Laga pembuka akan menyajikan sang tuan rumah melawan tim asal Amerika Latin, Ekuador.
Meski di atas kertas, kedua tim bukanlah tim yang besar, laga ini tentunya akan memiliki daya tarik tersendiri karena menjadi laga pembuka.
Dua tim lainnya yang menghuni grup A adalah Belanda dan Senegal. Keduanya tentu diunggulkan untuk bisa mewakili grup A di babak 16 besar nantinya.
Namun, akan menarik apabila kita bisa membahas satu persatu bagaimana komposisi tim-tim di grup A serta peluang mereka di turnamen empat tahun sekali ini.
Qatar
Dimulai dari sang tuan rumah, Qatar, tentu tak menjadi unggulan di grup A ini. Namun, statusnya sebagai tuan rumah menjadikan mereka tentunya punya kans tersendiri sebab berlaga dihadapan publik sendiri.
Sang pelatih Felix Sanchez rata-rata memanggil pemain asal tim yang pernah dilatih oleh Xavi, yaitu Al Sadd.
Dari posisi penjaga gawang sendiri, terdapat dua pemain yang berasal dari Al-Sadd yaitu Saad Al Sheeb dan Meshaal Barsham.
Di lini belakang, nama Abdelkarim Hassan yang telah memiliki 130 caps juga dipanggil untuk bisa membantu Qatar menahan gempuran lawan-lawannya.
Qatar sendiri punya daya serangan yang kuat lewat sang kapten Hassan Al-Haydos dan Almoez Ali.
Khusus Al-Haydos, dalam skuad Qatar untuk Piala Dunia ini menjadi pemegang caps terbanyak yaitu 169 caps. Sementara, Almoez Ali yang telah mengoleksi 42 gol bersama Qatar, tentunya akan termotivasi tinggi untuk bisa menambah pundi gol di turnamen besar macam Piala Dunia.
Meski lagi-lagi bukan unggulan dan kemungkinan lolos dari babak grup kecil, Qatar pastinya tak mau mengalah begitu saja sebelum pertandingan dimainkan, patut ditunggu kejutan apa yang akan ditunjukkan The Maroon.
BACA JUGA: Menanti Para Penyerang Tajam Serbia
Belanda
Bergerak ke tim unggulan di grup A yaitu Belanda. Skuad asuhan Louis van Gaal di atas kertas akan mudah di grup A ini.
Lima belas laga terakhir tak terkalahkan di ajang UEFA Nations League dan termasuk International Friendly Match menjadi motivasi tersendiri bagi Belanda untuk bisa melaju jauh di Piala Dunia.
Yang menjadi sorotan bagi Belanda ada pada posisi penjaga gawang dan lini pertahanan. Tidak dipanggilnya lagi seorang Jasper Cillesen menjadikan kesempatan bagi tiga kiper yaitu Justin Bijlow, Remko Pasveer dan Andries Noppert untuk bersaing mengisi pos starting eleven.
Untuk lini belakang, nama-nama bek tengah Tangguh seperti Virgil van Dijk, Matthijs de Ligt, Stefan de Vrij, Nathan Ake hingga Daley Blind membuat van Gaal tak akan pusing untuk masalah lini belakang.
Ditambah para bek sayap yang sedang masuk ke performa baiknya. Salah satunya yaitu Tyrell Malacia, yang kerap diturunkan Erik Ten Hag untuk posisi fullback kiri di Manchester United.
Pada edisi ini Belanda tentu tidak akan mau merelakan nasib mereka kembali menjadi runner-up di final.
Dengan kombinasi pemain muda yang memiliki semangat tinggi serta dengan pemain berpengalaman dan matang membuat Belanda semakin kuat untuk bisa bersaing dengan tim-tim papan atas lain.
Belanda diprediksi akan lolos ke babak berikutnya dengan mudah. Laga yang paling berpotensi berat bagi Belanda adalah melawan Senegal di matchday pertama.
Ekuador
Tim nasional Ekuador hadir di grup A sebagai underdog lainnya, yang pasti tidak boleh diragukan. Berisi pemain-pemain yang mayoritas berasal dari klub-klub Amerika, tentu membuat kualitas teknik dan bermain keras sama baiknya.
Agak berbeda dengan skuad di edisi Piala Dunia sebelumnya, sang pelatih Gustavo Alfaro, mayoritas mengandalkan pemain muda dan matang.
Terbukti dari rerata usia skuad Ekuador yaitu sebesar 24 tahun. Hanya ada 5 pemain yang memiliki usia berkepala tiga, termasuk sang kapten sekaligus penyerang andalan, Enner Valencia.
Yang menjadi perhatian untuk skuad Ekuador ini adalah masuknya tiga pemain asal Brighton yang tampil memukau juga di Premier League, tak hanya itu, persebaran dari pemain-pemain tersebut cukup rata.
Di lini tengah ada nama Moises Caicedo dan Jeremy Sarmiento, dan sebagai info saja usia keduanya masih di bawah 22 tahun.
Dan satu pemain lagi di lini belakang yaitu seorang fullback, Pervis Estupinan. Pengalaman merumput di Premier League tentunya menjadi kekuatan tersendiri untuk skuad Ekuador dalam bersaing di grup A.
Menarik melihat performa tim ini, meski diprediksi sulit lolos ke babak berikutnya, Ekuador tetap patut diperhitungkan dan masih memiliki kans besar untuk lolos.
Senegal
Yang terakhir adalah tim asal Afrika Barat yaitu Senegal. Tim asuhan Aliou Cisse ini kembali tampil setelah tahun lalu juga hadir di edisi Rusia tahun 2018.
Tampil mengejutkan dan menjanjikan pada saat itu, Lions of Teranga (julukan Senegal) seharusnya punya peluang lolos dari babak grup.
Sayangnya karena perolehan poin hingga selisih gol yang sama dengan Jepang, memaksa FIFA menentukan kelolosan dua tim tersebut lewat banyaknya jumlah kartu kuning/merah yang dikeluarkan, alhasil Jepang yang lolos dari babak grup.
Edisi Qatar ini tentunya menjadi ajang pembuktian mereka kembali, bahwa Senegal patut diperhitungkan sebagai negara paling unggul, setidaknya di Benua Afrika.
Namun, beberapa minggu sebelum Piala Dunia dimulai, Senegal harus meratapi nasibnya ditinggalkan oleh pemain andalan sekaligus kapten, Sadio Mane.
Hal tersebut karena Mane terpaksa menepi untuk beberapa bulan akibat cedera yang masih dideritanya.
Kabar ini tentu membuat warga Senegal menjadi harus berharap-harap cemas terhadap keberlangsungan tim kebanggaan mereka di Piala Dunia.
Beban lini serang kini berpindah ke pundak Ismaila Sarr, Boulaye Dia, Famara Diedhiou, dan Nicolas Jackson yang notabene merupakan pemain-pemain beken lainnya.
Senegal harus bisa membuktikan diri untuk tidak bergantung lagi dengan Sadio Mane. Momen ini harus menjadi ajang pembuktian bahwa kolektivitas Senegal lebih dari segala-galanya.
Senegal diprediksi tetap bisa bersaing di Grup A, dan menjadi yang paling mungkin menemani Belanda mewakili Grup A.
Albert Agung Hosea Sidauruk
Sepakbola sebagai alat pemersatu.
2 Komentar